Selasa, 18 September 2012
Dyslexia atau Disleksia : Kesulitan Mengeja, Membaca dan Menuli
10.30 | Diposting oleh
Afra_Rosmawati., Apt |
Edit Entri
terinspirasi dr film yang pernah saya tonton "Tara Zamer".. . sbenarnya tdk ada keinginan untuk nonton apalagi dr judulnya saja sudah aneh begitu (menurut saya).
isinya mceritakan tentang seorang anak yang dianggap bodoh, nakal, dan malas oleh orang2 dilingkungannya.anggapan mereka itu bukannya tak berdasar, karna si anak ini (namax ihsaan) sudah 2x tinggal kelas dan terasncam lagi pada tahun ke-3-nya. tetapi dia punya 1 kelebihan y tidak dimiliki oleh teman2x yang lain, yaitu kemampuannya menggambar. sangat imajinatif...
segala pandangan negatif dan cap buruk diberikan padanya, cemoohan, ejekan dan bahkan hukuman sering dia terima. depresi dan putus asa ??? tentu saja... hingga di ujungkeputusasaannya itu, seorang guru baru mulai memahami keadaan si ihsaan.. dia yang kemudian mncoba membimbing dan mengajar ihsaan dengan tekun..tak mudah memang..tp ada hasil.
dari film itu saya kmudian tertarik untuk lebih mengetahui tentang DYSLEXIA ini.. Bukan hanya karena istilah ini masih asing ditelinga saya, tetapi lebih dari itu. sy pernah punya seorang santri / murid yang memiliki ciri dan tanda yang sama... mungkinkah si anak ini mengidap dyslexia????
Dyslexia atau Disleksia : Kesulitan Mengeja, Membaca dan Menulis
Kesulitan Belajar umum pada anak-anak
Tahukah Anda bahwa dyslexia (disleksia dalam bahasa Indonesia) adalah penyebab yang paling umum dari masalah kesulitan mengeja, membaca dan menulis? Bagaimana kita membantu anak-anak mengatasi kesulitan-kesulitan ini agar berhasil di sekolah? Informasi-informasi berikut ini bertujuan membantu orang tua, guru, dan terapis mengerti dyslexia dan membantu anak/murid mengembangkan kecintaan membaca dan menulis.
Apa itu dyslexia dan penyebabnya?
Dyslexia adalah suatu masalah kesulitan belajar khusus. Dyslexia mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar, mengolah, dan mengerti suatu informasi dengan baik. Secara khusus, hal ini menyebabkan masalah dalam membaca dan menulis karena seseorang dengan problem dyslexia mempunyai kesulitan mengenali dan mengartikan suatu kata, mengerti isi suatu bacaan, dan mengenali bunyi. Tentunya ini menghambat kemampuan seorang anak untuk belajar membaca, bahkan jika anak mempunyai intelegensia normal dan instruksi yang jelas. Dyslexia mempengaruhi 15-20% dari populasi, dan terjadi pada laki-laki dua kali lebih banyak dari pada perempuan.
Penyebab dari dyslexia secara umum bisa jadi dari genetika, namun penyebab lain yang tidak umum adalah cedera pada kepala atau trauma. Beberapa anak dyslexia ternyata memproses informasi menggunakan area yang berbeda pada otak dibanding anak-anak tanpa kesulitan belajar. Walaupun begitu, ini bukan merupakan karakteristik pada semua anak dyslexia. Beberapa type dyslexia bisa menunjukkan perbaikan sejalan bertambahnya usia anak.
Bagaimana mengidentifikasi dyslexia?
Identifikasi dyslexia mungkin sangat sulit dilakukan sebagai orang tua atau guru di kelas. Namun orang tua dan guru bisa melihat beberapa tanda dan gejala dyslexia, dan bisa mencari pendapat dan evaluasi dari ahli profesional/terapis yang tepat.
Perhatikan beberapa tanda berikut :
- Kesulitan mengasosiasikan (menghubungkan arti) suatu huruf dengan bunyinya
- Terbalik dengan huruf (dia jadi bia) atau kata (tik jadi kit)
- Kesulitan membaca kata tunggal
- Kesulitan mengeja kata tunggal
- Kesulitan mencatat huruf/kata dari papan tulis atau buku
- Kesulitan mengerti apa yang mereka dengar (auditory)
- Kesulitan mengatur tugas, material, dan waktu
- Kesulitan mengingat isi materi baru dan materi sejenisnya
- Kesulitan dengan tugas menulis
- Kesulitan pada kemampuan motorik halus (misalnya memegang alat tulis, mengancing baju)
- Tidak terkoordinasi
- Masalah perilaku dan/atau tidak suka membaca
Jika seorang anak menunjukkan sejumlah tanda-tanda dyslexia, rujuklah anak kepada lembaga pendidikan khusus atau ahli profesional yang terlatih dalam masalah dyslexia, untuk melakukan evaluasi menyeluruh. (Catatan : daftar tanda-tanda di atas tidak merupakan daftar mutlak tanda dan gejala dyslexia. Gunakanlah hanya sebagai panduan umum, bukan sebagai dasar diagnosis. Tanyakanlah dulu kepada ahli untuk rujukan selanjutnya)
Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu anak dyslexia?
Setelah anak dievaluasi, hasilnya akan menunjukkan dengan cara bagaimana anak bisa belajar paling baik. Ada anak yang belajar lebih baik dengan cara visual (melihat), auditori (mendengarkan), dan taktil (menyentuh/meraba). Menggunakan gaya belajar yang sesuai untuk tiap anak sangat penting supaya mereka bisa belajar lebih baik. Berikut adalah contoh cara belajar untuk masing-masing type anak (saran-saran ini bersifat umum dan tidak harus digunakan secara mutlak pada tiap anak)
Visual (penglihatan)
Anak belajar paling baik dengan cara melihat informasi. Karena itu, cara mulai yang baik adalah dengan menggunakan kartu bergambar dengan kata-kata tertulis di bawahnya (flash card). Pilihlah kata-kata yang sesuai dengan level belajar anak. Selain itu, jika anak kesulitan dengan bunyi, tunjukkan di mana bunyi itu dibuat di dalam mulut secara umum.
Contoh : tunjukkan huruf /t/ pada kartu, lalu arahkan ke dalam mulut Anda. Buatlah bunyi /t/ dengan gerakan yang berlebihan. Biarkan anak meniru tindakan Anda sambil melihat ke dalam cermin. Tingkatkan dengan kombinasi suku kata 2 huruf (ta, ti) dan 3 huruf (tas, top), dengan cara menyuarakan dan menulis. Bantulah juga dalam hal kemampuan mengelompokkan dengan menggunakan gambar-gambar dan kata pada kalender harian. Ulanglah kalender ini setiap hari, lalu tandai tugas-tugas yang sudah selesai.
Auditori (pendengaran)
Anak-anak auditori belajar paling baik dengan cara mendengarkan apa yang diajarkan. Untuk anak yang kesulitan pada masalah bunyi, ajarkan sepasang kata singkat dan mintalah anak untuk mengatakan kata mana yang betul (tas/das). Juga, mintalah mereka menulis huruf, kata, atau kalimat sementara Anda mengucapkannya, untuk melatih kemampuan menulis. Bantulah juga dalam hal kemampuan mengelompokkan dengan memasang kalender “verbal” (diucapkan). Baca dengan keras kepada anak jadwal hariannya dan bantulah dia mengatur tugas, jadwal, dll.
Taktil (perabaan)
Anak-anak ini belajar paling baik dengan proses ‘menyentuh’. Ini adalah anak-anak yang biasa terlihat memisahkan bagian suatu benda dan kemudian menyatukannya kembali. Mereka belajar paling baik dengan melalui sentuhan, sehingga sangatlah penting untuk memasukkan gaya belajar ini ke dalam perintah-perintah Anda.
Contoh : Biarkan anak membuat bentuk huruf dari tanah liat, untuk membentuk kata singkat. Ulanglah bunyi dari tiap huruf sementara anak membuatnya. Selain itu, alat pengeja taktil juga penting untuk pembelajar type ini. Alat ini meliputi huruf-huruf bertekstur/guratan sehingga anak mendapat rabaan taktil sementara mengeja. Bantulah mengelompokkan dengan mengkombinasikan proses belajar visual dan taktil. Buat kalender dan tandai tiap tanggal penting dengan sticker timbul/bertekstur. Setiap hari, ulanglah kalender ini bersama anak dan buatlah ia menyentuh dan merasakan stiker tersebut. Kombinasi pembelajaran visual dan taktil akan membantu daya ingat.
Contoh-contoh di atas adalah saran untuk mengajar anak dyslexia dengan memfokus pada gaya belajar individual mereka. Ingatlah bahwa banyaknya waktu mengajar mereka secara individu dan identifikasi dini terhadap kesulitan belajar ini, akan membuat proses belajar lebih berhasil.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Translate
Ayo Kumpulkan Dolar
Kalender
About Me
- Afra_Rosmawati., Apt
- Kalimantan Timur, Sangatta, Indonesia
- Sederhana, simple, ga banyak ngomong, romantis tapi sedikit cuek ^_~
Total Tayangan
Link favoritQ
Lencana Facebook
On Twitter
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar